Home » , , » CARAKU MENCINTAIMU - SAHABAT

CARAKU MENCINTAIMU - SAHABAT

Tuhan terimakasih Kau telah anugerahkan sahabat terbaik dalam hidupku, yang mampu membuat sesuatu yang sederhana dari sebuah kekonyolan bisa menjadi momen yang bahagia dan berbagi tawa, dari hal yang biasa mampu memberikan rasa gembira dan melepas rindu. Aku bersyukur dulu mengenalnya, aku bersyukur karena aku memiliki waktu untuk bersamanya di masa itu, dan aku juga bersyukur pernah sedekat itu. Namun bukan karena benci aku pergi, bukan karena kesal aku pergi. Banyak kejadian yang membuat dia sedih ketika aku masih bersamanya, ada yang bilang “tak ada persahabatan yang murni antara laki-laki dan perempuan pasti tersimpan rasa”. Memang benar saja kata-kata itu, aku menaruh hati terhadap sahabatku sendiri.
Ada hal-hal yang pernah terjadi, ketika dia memiliki pasangan selalu terjadi pertengkaran karena kehadiranku, berusaha aku pergi menjauh darinya tapi dia selalu menahanku dan aku tetap di sampingnya. Aku kadang memang cemburu tapi aku tak punya hak untuk cemburu apalagi marah, bukan hak ku untuk bersikap demikian. Kami bersama dari jaman kami menuntut ilmu, kami bahagia karena kami selalu berbagi.
Tapi aku pergi saat ini, aku hanya ingin melihat pelangi di senyum bahagia nya, dalam harapannya menanti kekasihnya. Aku pergi bukan karena terbakar api cemburu, atau aku benci. Tapi saatnya aku pergi, untuk membiarkan sahabatku bahagia dengan pilihan hatinya. Mungkin dia sudah bosan menahanku untuk tetap di sampingnya, namun bukannya aku tak peduli, justru karena aku peduli dan memilih pergi, aku tenang karena kini dia yakin dengan pilihan hatinya, aku tenang kini dia mendapatkan pendamping dalam hidupnya. Hal yang ingin aku beritahukan lewat kepergianku ini hanyalah, jadikanlah kekasihmu sebagai sahabatmu. Maka aku yakin dia akan merasa nyaman dan tak akan pernah membutuhkan aku lagi.
Tugasku untuk menemani sahabatku telah selesai, aku bahagia jika memang dia bahagia. Hanya ini yang bisa aku lakukan membuatnya bahagia tanpa menjadi pengganggu dalam hidupnya.
Jangan sampai ada pertengkaran diantara mereka karena kehadiranku, aku sahabatnya aku yakin dia mengerti apa yang aku lakukan. Jika memang persahabatn ini kuat dia akan mengerti jika aku pergi untuk kebaahagiaanya bukan untuk meninggalkannya sendiri. Aku pergi inilah saat sulit dalam hidupku sebuah pilihan yang menguras emosi dan air mata, di satu sisi aku sakit kehilangan dia dan tak terbiasa tanpa dia, namun di sisi lain aku tak punya hak untuk menahannya di sampingku karena dia juga berhak untuk bahagia. Meski dia pernah mengatakan dia menyimpan rasa yang sama, tapi aku yakin ini hanyalah sebuah kekeliruan kenyataanya aku tak bisa membuatnya tenang di sampingku. Aku selalu membuatnya marah akhir-akhir ini. Mungkin benar aku hanyalah menjadi benalu jika selalu berada di sampingnya. Aku hanya ingin dia nyaman dan bahagia, aku yakin bukan dengan ku dia akan bahagia.
Dear sahabat…..
“setelah ini kita tak akan pernah memiliki waktu untuk bersama lagi, ngobrol bareng, jail satu sama lain, tertawa lepas dan melakukan kekonyolan-kekonyolan seperti biasa. Aku selalu teringat tentang semua tindakan jailmu yang selalu menakutiku bila pulang malam dan lewat kuburan, kamu matikan motornya dan tertawa menirukan kunti lanak, di sana aku menjerit-jerit dan memukul-mukul pundakmu, kemudian saat membangungkan ku lewat telpon di jam 12 membuatku kaget dengan kabar buruk yang teryata hanya keisengan belaka. Dan aku juga selalu ingat tentang semua kejailanku, yang membawa kunci motormu lalu kamu pulang mendorng motor hingga rumah dengan jarak yang lumayan jauh. Dan hal yang paling aku rindukan adalah bila malam datang aku selalu teringat dulu kita sering habiskan waktu hanya untuk mengobrol di depan kolam ikan, berbagi cerita tentang kerasnya hidup dan aku selalu mendengar deretan pacarmu yang sedang kamu kagumi. Di sini , saat ini aku melepas rindu dengan menulis tentangmu, setidaknya meski kau banyak sekali pacarnya tapi aku selalu menilaimu baik. Karena sikapmu padaku, aku juga rindu omelanmu, kemarahanmu. Iya benar, kita tak mungkin selalu bersama ada saatnya kita berpisah. Kita tak sehangat dulu lagi, mungkin sudah tak ada lagi aku yang selalu kamu omelin , kadang aku selalu tersenyum ketika kamu ngomel-ngomel gak karuan. Kamu lucu hanya jika aku ketiduran ketika kita berkomunikasi lewat telpon genggam kamu marah, menuduhku membencimu padahal kamu tahu aku ini pelor “tiap nempel bantal pasti molor” padahal julukanmu padaku menyebutkan bahwa aku dewa tidur. Iya banyak sekali, aku juga selalu ingat kamu begitu peduli dan perhatian. Aku sebenarnya jika bisa memilih ingin di sampingmu dan menemanimu, namun bahagiamu tentu bukanlah aku. Kadang ketika aku ingin pergi aku takut dosa karena memutuskan silaturahmi dan selalu ingat pesan Sayidina Umar bin Khatab “orang bodoh adalah yang tidak memiliki teman dalam hidupnya, dan orang yang paling bodoh lagi adalah orang yang melepaskan sahabat dalam hidupnya” tapi cerita kita berbeda , tak banyak orang yang tau tentang kita. Bagaimana pandangan orang-orang yang sempat hadir dalam hidup kita. Orang yang kita sakiti tanpa kita sengaja, yaitu orang-orang yang menjadi kekasihmu sahabat. Iya keputusan ini begitu menyakitkan tak mudah melepaskan orang terbaik yang pernah singgah di hati kita. Aku ingat akan perjalananku di ibu kota, betapa manjanya sikapmu karena ingin di poto dengan gaya paling kece dan aku tak bisa mengabadikanya karena aku bukan orang yang pandai menggambil gambar, sahabatku ingat ini, aku tak pernah sedikitpun membencimu, aku ingin kamu bahagia, aku ingin kamu menggapai mimpimu. Hanya lewat doa dan aku sampaikan pada Sang pemilik kehidupan yang pernah memberiku kesempatan untuk mengenalmu, aku lepaskan rindu lewat doa dan aku berharap kamu bahagia. Sebagai sahabat aku belum bisa membuatmu bahagia. Tak ada rindu yang paling besar selain mengingat betapa banyak nya waktu yang kita habiskan bersama. Aku orang beruntung Allah memberiku bahagia lewat kehadirnamu. Kamu milik Allah, atas kehendak Allah kita bersama dan atas kehendak Allah kita berpisah, namun semoga Allah memelihara kita dalam kebaikan. Dan ingat sahabatku aku pergi bukan untuk meninggalkanmu, tapi aku pergi karena aku tahu ada orang yang akan menjadi sahabatmu dalam suka dan duka untuk menemani perjalanan hidupmu hingga berhadapan dengan Sang Maha Hidup. Itulah dia yang akan mendampingimu, pilihan hatimu kekasih hatimu dan sahabat jiwamu. Rinduku selalu aku sampaikan pada Tuhanku yang telah menanamkan rasa ini dalam hatiku, tapi aku percaya bahwa cinta bukanlah sebuah keegoisan untuk memiliki dan memaksa untuk tetap bersama, tapi cinta adalah kebebasan agar tak ada tekanan dalam kehidupan yang dapat melahirkan kenyamanan dan kebahagiaan. Sahabatku jaga diri baik-baik, pesan ku jangan minum kopi aku mohon, dan jangan sering makan mie instan. Semoga kamu selalu ada dalam lindungan dan penjagaan Allah Swt. Aku pergi karena aku ingin kamu bahagia”
Kelak kita akan tahu bagaimana cara bersyukur kepada Allah karena telah mempertemukan kita dengan seseorang. Allah mempertemukan kita dengan seseorang, dengan suatu alasan dan ada yang menetap selamanya dan ada yang singgah untuk sementara. Allah yang mempertemukan kita. Tak ada yang sia-sia.

Kelak kau kan mendapatkan sahabat sejati yang bisa membuat hatimu tentram yang bisa menjadi belahan dalam jiwamu, dan dia adalah pilihan hatimu kekasih jiwamu. Aku tak bisa memberimu bahagia, hanya dengan cara membiarkanmu bahagia dengan kekasih hatimu itulah caraku mencintaimu, biarkan cinta dan rindu ini aku serahkan kepada Sang Penguasa hati


/>

0 komentar:

.comment-content a {display: none;}