Home » » 4 PERMASALAHAN ( YANG MENGAKIBATKAN PERCERAIAN) DALAM RUMAH TANGGA DAN SOLUSINYA

4 PERMASALAHAN ( YANG MENGAKIBATKAN PERCERAIAN) DALAM RUMAH TANGGA DAN SOLUSINYA



Komitmen dalam rumah tangga adalah kesepekatan bersama, menjalin kerja sama, dan mewujudkan kehidupan yang damai dan penuh kasih sayang, setiap pasangan mendambakan ketentraman di dalamnyaa terdapat  saling mencintai, menyayangi, berbagi dalam suka maupun duka, dan percaya satu sama lain.
Setiap insan saat berkomitmen hidup untuk bersama pasti berharap abadi selamanya, setidaknya menikah sekali seumur hidup, damai dan langgeng hingga kakek nenek. Tapi dalam rumah tangga tidak semulus yang kita lihat , di dalamnya semeraut dan banyak perdebatan, banyak hal yang tidak disepakati atau bahkan mungkin banyak hal yang selelau menjadi persoalan. Namun sebelum berumah tangga kita harus meluruskan niat,  kuncinya adalah saling memahami dan mengerti, hidup bersama dalam ikatan pernikahan itu tandanya adalah menyatukan dua kepala ( pemikiran ) yang berbeda dalam pondasi yang sama, membangun sebuah kerja sama yang hebat dan kuat agar penjadi perekat di dalamnya untuk mempertahankan keutuhan berumah tangga.
Masing – masing pasangan harus mengetahui kebiasaan baik dan buruk setiap pasangannya, sehingga jika ada perbedaan selisih / pemahaman kita bisa mengerti dan mampu menghadapinya, jika si A seperti ini maka si B akan seperti ini, untuk meredam emosi, saling mengalah dan memaafkan juga menjadi dasar utama dalam menjalankan hidup bersama.
Tahu detail pasangan mulai dari kebiasaan baik dan buruk, jangan hanya melihat sekilas “saya menerima dia apa adanya” namun kita tidak mengetahui tentang pasangan kita, yang kelak justru menjadi perdebatan hebat dan menjadi penyebabnya perceraian.
Maka dari itu mencintai apa adanya namun tidak memahami sama saja dengan kebohongan besar, berbeda dengan mencitai ada apanya, maksud disini adalah kita tahu pasangan kita semua tentangnya dan kita tahu keburukannya namun kita mampu bertahan. Keburukan yang seperti apa? Jika pasangan kita ternyata bukanlah orang yang hebat, kaya, memeliki paras yang tampan tapi kita mampu menyeimbangi maka itu tidak jadi masalah. Di banding berkata mencintai apa adanya tapi dalam konotasi yang terlihat hanya yang baik-baik sementara keburukan nya tidak terlihat inilah yang akan menjadi boomerang.
Nah sahabat perceraian atau perpisahan terjadi karena di rasa ada ketidaknyamanan dalam berumah tangga, yang berujung terjadinya perpisahan.
Nah bagi anda bisa mempelajari disini, beberapa hal yang mengakibatkan hubungan rumah tangga kurang harmonis berdasarkan kasus yang terjadi disekitar kita, diantaranya adalah;
1.      Kurangnya pelayanan istri pada suami
Seorang suami sejatinya ingin mendapatlan perhatian yang lebih dari istrinya, sekedar menyapa dan memberi senyuman saja sudah membuat si suami betah di rumah dan merasa dicintai. Apalagi jika istri pandai menghidangkan kudapan yang disukai si suami, kemudian si istri harus pintar bersolek di depan si suami agar si suami tidak merasa bosan, kalau bisa buatlah terobosan baru setiap harinya. Pelayanan disini banyak sekali, bukan sekedar melayani dalam hal makanan, pakaian, namun kebutuhan biologis juga. Malah ada pepatah yang bilang “seorang istri itu harus seperti p3l4cur di depan suaminya sendiri”.
Beri perhatian, jika pulang kerja atau hendak berangkat kerja berilah amunisi seperti senyuman, hidangan yang lezat, keramahan dan kasih sayang dari kita. Agar suami betah dirumah
Kasus yang terjadi ketika si istri kurangnya pelayanan pada suami adalah; si suami lebih betah di luar, mencari perhatian kepada yang lain ( karena kurangnya perhatian di rumah), melirik yang lain karena merasa bosan dengan suasana rumah, keadaan rumah kurang harmonis dengan suasana dingin yang membosankan akhirnya yang terjadi adalah suami tergoda wanita lain, yang memberinya perhatian lebih dibandingkan si istri. Lalu siapa yang salah???. Disini bukan menyalahkan siapa yang salah, namun hal terbaik berbenahlah untuk menyelamatkan hubungan anda
2.      Salah satu pasangan terlalu masa bodoh
Kedewasaan dalanm rumah tangga tentu harus dari dua belah pihak, jangan berpikir saya cape kerja seharian, hingga saat sampai di rumah melihat pasangan seperti pembantu ingin di layani ini dan itu, saat waktu istri menghampiri dan melayani si suami malah asik maen game dengan alasan jenuh di kantor, maen medsos, nonton tv hingga istri terabaikan, saat istri komplen si suami hanya minta pengertian dari si istri semuanya ingin di layani dan bersikap egois, dalam banyak kasus tidak jarang si istri mencari bahu untuk bersandar karena merasa lelah dengan keadaan yang seperti itu
Lalu bagaimana kalau si istri yang malas dan merasa masa bodoh, merasa lelah mengurus anak di rumah, merasa tak memiliki waktu luang untuk beristirahat sehingga rumah dan suami tak terurus, jangankan merawat rumah dan suami dirinya yang kelelahan selalu bangun kesiangan, tak perduli si suami berangkat kerja makan atau tidak, menuntut si suami lebih tetapi tidak memahami keadaan si suami saat pulang kerja betapa penat dan lelahnya. Bayangkan suami anda pergi dan pulang kerja melihat rumah yang acak-acakan, anda tidur berdua bersama anak saat ingin makan karena lapar setelah kerja sama sekali tidak ada hidangan apapun. Apa yang terjadi? Suami pergi keluar sekedar makan, mencari teman ngobrol yang nyaman. Bagaimana jika  nyamannya menjadi ketergantungan??? Dari banyak kasus inilah yang menjadi penyebab terjadinya perselingkuhan
Sahabat para istri / suami disini harus ada komunikasi, jangan merasa lelah sendiri, harus saling memahami bahwa peran istri / suami memiliki tantangan yang berbeda sama berat dan lelahnya, tapi jika ikhlas disini maka yang terjadi akan kerja sama, sama – sama kerja, saling memberi perhatian dan memanjakan satu sama lain. Itulah salah satu pertahanan keutuhan rumah tangga yang sering terlupakan
3.      Keadaan ekonomi yang lemah
Matre ke laut aje lho? Atau bahkan ada pepatah makan tuh cinta, memangnya beli beras pake cinta
Saat muda ketika menjadi sepasang kekasih semua memang tersa indah saat bersama, terbayangkan kehidupan yang memyenangkan di depan sana yang penuh harapan dan impian.
Mungkin banyak yang lupa saat kita menikah, tentunya menikah harus memahami atau mengetahui kerjaan si pasangan kita, kemampuan dan keadaannya jika memang kita bisa bertahan sementara kita mengetahui keadaan dan mampu berdua berusaha merubah keadaan mengapa tidak anda jalani? Jika ternyata anda mengetahui lalu tidak memikirkan kedepan seperti apa, dan saat anda lelah dengan keadaan yang mrenghimpit anda akan merasa lelah, bosan dan ingin mengakhiri semuanya. Seharusnya adalah saat posisi jatuh kita harus ingat dan mempertanggung jawabkan bahwa pasangan kita adalah pilihan kita
Dalam banyak kasus, ujian dalam perekonomian yang lemah kebanyakan yang tidak mampu menanggung keadaan adalah sang istri, mungkin wajar jika si istri matre, karena memang untuk memenuhi kebutuhan hidup di butuhkan uang untuk berbelanja atau membayar kebutuhan yang lainnya. Diharapkan disini kepala keluarga lebih gesit dan aktip melancarkan segenap usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Namun jika yang anda dapat masih dirasa kurang oleh si istri, atau kebanyakan kasus merasa tidak puas dengan apa yang diberi oleh si suami, maka keharmonis keluarga anda akan terancam. Perselisihan dan pertikaian terus terjadi, dan hal yang paling buruk terjadi adalah terjadinya perselingkuhan si istri mencari sandaran yang kokoh menurut dirinya dan meninggalkan si suami, dari beberapa kasus ini terjadi karena kurang puasnya istri terhadap apa yang diberi suami.
Suami adalah ujung tombak dalam keuttuhan rumah tangga, karena menjadi imam dan juga membri nafkah. Jika mampu memberi pengarahan dan mampu mengetahui sisi lemah si istri maka mungkin keutuhan masih bisa dipertahankan.
Istri yang merasa kurang dari pemberian si suami tidak akan pernah merasa puas dengan apa yang didapatkan sehingga akan mencari yang lebih.
Suami kerja kurang saja ditinggalkan , apalagi jika hanya berdiam diri dan numpang hidup?. Nah ayo para pemimpin rumah tangga, harga diri laki-laki adalah ia yang bekerja bukan pemalas
4.      Sikap kekanak-kanakan
Usia memang tidak mempengaruhi seseorang berpikir dewasa atau tidak. Dalam berumah tangga masalah sudah bisa terjadi dan hilir mudik, bisa terjadi karena selisih paham atau hal tak terduga lainnya.
Namun jika di sikapi dengan kepala dingin dan berfikir panjang, setiap masalah akan menjadi bumbu dalam rumah tangga yang akan membuat atau menimbulkan kerinduan yang luar biasa. Namun jika salah satu pihak menyikapi masalah teerlalu berat dan berpikiran pendek hal yang akan terucap adalah meminta untuk bercerai, salah satu pasangan tetap bertahan dan berusaha memahami, namun jika setiap terjadi permasalahan tidak diselesaikan hanya meminta untuk cerai lagi, maka lama kelamaan adalah salah satu pasangan akan merasa bosan dan mengiyakan permintaan anda. Apalagi jika yang meminta atau berkata cerainya adalah si suami. Di dalam hukum Islam jika si suami menjatuhkan/ mengatakan cerai maka itu sudah turun talak. Bayangkan jika si suami sering mengatakan perceraian, berapa banyak dosa yang terjadi akibat jatuhnya talak. Ada kasus yang terjadi seperti ini, dan si istri mengiyakan karena memang sudah beberapa kali turun talak. Nah bagi anda yang sering berkata cerai segara berhenti karena perbuatan tersebut adalah perbuatan dosa dan akan menyakiti si salah satu pasangan merasa tidak dihargai dan dibutuhkan lagi, dan jangan menyalahkan pasangan anda jika pasangan anda meyalahkan anda. Maka dari itu belajarlah menyikapi masalah dengan bijak dan dewasa



/>

0 komentar:

.comment-content a {display: none;}