thumbnail

KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP - MATERI IPA UNTUK SMP KELAS VII SEMESTER II


Keanekaragaman makhluk hidup disebut juga dengan keanekaragaman hayati atau biodiversitas. Istilah keanekaragaman hayati atau “biodiversitas” menunjukkan sejumlah variasi yang ada pada makhluk hidup di suatu lingkungan tertentu. Dengan kata lain, biodiversitas dapat diartikan sebagai persamaan dan perbedaan ciri makhluk hidup pada waktu dan tempat tertentu. Keanekaragaman makhluk hidup dapat terjadi karena adanya proses evolusi yang sangat lama. Selain itu juga dipengaruhi oleh adanya faktor adaptasi, batas geografi, dan rekayasa genetik.
Keanekaragaman hayati dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1. Keanekaragaman Gen

Makhluk hidup tersusun atas unit satuan terkecil yang disebut sebagai sel. Dalam inti sel terdapat materi pembawa sifat yang disebut gen. Setiap individu memiliki jumlah dan variasi susunan gen yang berbeda-beda namun bahan penyusunnya sama. Keanekaragaman tingkat gen ini dapat dilihat dari perbedaan ciri makhluk hidup dalam satu spesies.
Keanekaragaman gen juga sering dikenal dengan ras. Contohnya pada ayam yaitu ayam banten, ayam kate, dan ayam cemani. Sedangkan pada tumbuhan misalnya mangga gedong, mangga kuini, dan mangga golek.
2. Keanekaragaman Jenis

Keanekaragaman jenis merupakan variasi pada tingkat jenis (genus) makhluk hidup. Variasi ini disebabkan karena adanya rekombinasi (pencampuran) gen-gen dalam jenis tersebut sehingga melahirkan variasi yang lebih beragam. Keanekaragaman ini terjadi pada makhuk hidup yang berbeda spesies namun masih satu family. Contohnya harimau, singa, kucing, dan citah.
3. Keanekaragaman Ekosistem

Suatu ekosistem terdiri dari komponan biotik yaitu komunitas hewan, tumbuhan danmikroorganisme serta komponen abiotek yaitu lingkungan tempat makhluk hidup tersebut tinggal. Komponen-komponen ini saling berinteraksi satu dengan lainnya dalam melakukan siklus materi dan energi.
Keanekaragaman ekosistem dapat dilihat dari variasi ekosistem berdasarkan batas geografi. Contohnya keanekaragaman pada hutan hujan tropis dan keanekaragaman pada gurun pasir.


Penyebab Punah Binatang dan Tumbuhan Dari Muka Bumi

Setiap makhluk hidup pasti akan mati termasuk kita manusia tidak terkecuali hewan dan tumbuhan. Kematian suatu jenis makhluk hidup secara terus menerus yang tidak diimbangi dengan regenarasi generasi penerus / keturunan (berkembang biak) adalah merupakan kepunahan. Punah berarti tidak akan ada lagi makhluk hidup itu selama-lamanya di muka bumi. Contoh spesies yang sudah punah adalah dinosaurus jenis t-rex.
Faktor Alasan Penyebab Kepunahan Suatu Spesies :
1. Daya Regenerasi Yang Rendah
Banyak hewan yang butuh waktu lama untuk masuk ke tahap berkembang biak, biasa memiliki satu anak perkelahiran, butuh waktu lama untuk merawat anak, sulit untuk kawin, anaknya sulit untuk bertahan hidup hingga dewasa, dan sebagainya. Tumbuhan tertentu pun juga terkadang membutuhkan persyaratan situasi dan kondisi yang langka untuk bisa tumbuh berkembang. Hal tersebut menyulitkan spesies yang memiliki daya regenerasi / memiliki keturunan rendah untuk memperbanyak dirinya secara signifikan. Berbeda dengan tikus, ayam, lalat, kelinci, dll yang mudah untuk melakukan regenerasi.
2. Campur Tangan Manusia
Adanya manusia terkadang menjadi malapetaka bagi keseimbangan makhluk hidup di suatu tempat. Manusia kadang untuk mendapatkan sesuatu yang berharga rela membunuh secara membabi buta tanpa memikirkan regenerasi hewan atau tumbuhan tersebut. Gajah misalnya dibunuhi para pemburu hanya untuk diambil gadingnya, harimau untuk kulitnya, monyet untuk dijadikan binatang peliharaan, dan lain sebagainya.
Perubahan areal hutan menjadi pemukiman, pertanian dan perkebunan juga menjadi salah satu penyebab percepatan kepunahan spesies tertentu. Mungkin di jakarta jaman dulu terdapat banyak spesies lokal, namun seiring terjadinya perubahan banyak spesies itu hilang atau pindah ke daerah wilayah lain yang lebih aman.
3. Bencana Alam Besar
Adanya bencana super dahsyat seperti tumbukan meteor seperti yang terjadi ketika jaman dinosaurus memungkinkan banyak spesies yang mati dan punah tanpa ada satu pun yang selamat untuk meneruskan keturunan di bumi. Sama halnya dengan jika habitat spesies tertentu yang hidup di lokasi yang sempit terkena bencana besar seperti bancir, kebakaran, tanah longsor, tsunami, tumbukan meteor, dan lain sebagainya maka kepunahan mungkin tidak akan terelakkan lagi.
4. Didesak Populasi Lain Yang Kuat
Kompetisi antar predator seperti macan tutul dengan harimau mampu membuat pesaing yang lemah akan terdesak ke wilayah lain atau bahkan bisa mati kelaparan secara masal yang menyebabkan kepunahan.
Untuk itulah mari kita jaga satwa langka serta tumbuhan langka yang tersisa agar tidak punah dimakan waktu sehingga anak cucu kita bisa melihat hewan dan tumbuhan tersebut secara langsung.

USAHA PELESTARIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

Agar keanekaragaman makhluk hidup dapat terus lestari dan mampu memberi manfaat yang sebesar-besarnya kepada manusia, pemanfaatannya harus secara bijaksana. Beberapa usaha penyelamatan dan pelestarian keanekaragaman makhluk hidup sebagai berikut.
1.  Sistem tebang pilih dengan cara memilih tanaman yang bila ditebang tidak sangat berpengaruh terhadap ekosistem.
2.  Peremajaan tanaman dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan hasil dengan mempersiapkan tanaman pengganti.
3.  Penangkapan musiman yang dilakukan pada saat populasi hewan paling banyak dan tidak pada saat kondisi yang dapat mengakibatkan kepunahan. Contohnya tidak berburu pada saat musim berkembang biak.
4.  Pembuatan cagar alam dan tempat perlindungan bagi tumbuhan dan hewan langka seperti suaka margasatwa dan taman nasional. Tempat-tempat tersebut melindungi flora atau fauna yang sudah terancam punah.
Perlindungan (konservasi) keanekaragaman hayati bertujuan untuk melindungi flora dan fauna dari ancaman kepunahan. Konservasi dibagi dua macam, yaitu:
1.    In Situ
In situ adalah konservasi flora dan fauna yang dilakukan pada habitat asli. Misalnya memelihara ikan yang terdapat di suatu danau yang dilakukan di danau tersebut, tidak dibawa ke danau lain atau sungai. Ini dilakukan agar lingkungannya tetap sesuai dengan lingkungan alaminya. Meliputi 7 kategori, yaitu cagar alam, suaka margasatwa, taman laut, taman buru, hutan, atau taman wisata, taman provinsi, dan taman nasional.
2.    Ex Situ
Ex situ adalah konservasi flora dan fauna yang dilakukan di luar habitat asli, namun kondisinya diupayakan sama dengan habitat aslinya. Perkembangbiakan hewan di kebun binatang merupakan upaya pemeliharaan ex situ. Jika berhasil dikembangbiakan, sering kali organisme tersebut dikembalikan ke habitat aslinya. Contohnya, setelah berhasil ditangkar secara ex situ, jalak Bali dilepaskan ke habitat aslinya di Bali. Misalnya: konservasi flora di Kebun Raya Bogor dan konservasi fauna di suaka margasatwa Way Kambas, Lampung.

Upaya melestarikannya juga meliputi ekosistem di suatu wilayah. Perlindungan tersebut di antaranya:
1.    Cagar Alam
Cagar alam adalah membiarkan ekosistem dalam suatu wilayah apa adanya. Perkembangannya terjadi secara proses alami. Manusia dilarang memasukinya tanpa izin khusus. Cagar alam bertujuan untuk:
a. melindungi ciri khas tumbuhan, hewan, dan ekosistem alami
b. mempertahankan keanekaragaman gen
c. menjamin pemanfaatan ekosistem secara berkesinambunga
d. memelihara proses ekologi
Contohnya Cagar Alam Pangandaran (Jawa Barat).
2.    Suaka Margasatwa
Merupakan pelestarian satwa langka. Perburuan dibuatkan peraturan tertentu. Satwa langka dilindungi oleh undang-undang konservasi, sehingga kepemilikannya harus memiliki izin khusus.
3.    Taman Nasional
Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli. Taman nasional dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman nasional juga berfungsi melindungi ekosistem, melestarikan keanekaragam flora dan fauna, dan melestarikan pemanfaatan sumber daya alam hayati.
Beberapa taman nasional tersebut misalnya Taman Nasional (TN) Gunung Leuseur (Aceh dan Sumatera Utara), TN Kerinci Seblat (Sumatera Selatan dan Bengkulu), TN Bukit Barisan Selatan (Bengkulu dan Lampung), TN Ujung Kulon (Banten), TN Gunung Gede Pangrango (Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat), TN Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), TN Bromo Tengger (Jawa Timur), TN Meru Betiri (Jawa Timur), TN Baluran (Banyuwangi, Jawa Timur), TN Bali Barat, TN Komodo (Nusa Tenggara Barat) dan TN Tanjung Puting (Kalimantan Tengah).
4.    Taman Laut
Taman laut adalah wilayah lautan yang memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi dan indah. Kawasan ini dijadikan sebagai konservasi alam, misalnya Taman Laut Bunaken di Sulawesi Utara.
Konservasi alam adalah upaya pengelolaan sumber daya alam untuk menjamin kelangsungan hidup manusia di masa kini dan masa mendatang. Konservasi alam meliputi tiga hal, yaitu:
a. perlindungan, melindungi proses ekologis dan sistem penyangga kehidupan. Misalnya, perlindungan siklus udara dan air.
b. pelestarian, melestarikan sumber daya alam dan keanekaragam hayati
c. pemanfaatan, memanfaatkan secara bijaksana sumber daya alam dan lingkungannya.
5.    Hutan Lindung
Hutan lindung biasanya terletak di daerah pegunungan. Hutan tersebut berfungsi sebagai resapan air. Hal ini untuk mengatur tata air dan menjaga agar tidak terjadi erosi.
6.    Kebun Raya
Kebun raya adalah kebun buatan yan berguna untuk menghimpun tumbuhan dari berbagai tempat untuk dilestarikan. Selain itu, kebun raya ialah Kebun rata Bogor dan Kebun Raya Ppurwodadi (Jawa Timur)
Masyarakat awam hendaknya tidak memelihara hewan atau tumbuhan langka yang rawan punah. Memelihara burung, kera, atau orang utan di rumah akan menyebabkan hewan hewan tersebut semakin cepat punah. Sebaiknya, hewan tersebut dibiarkan hidup secara alami atau diserahkan pemeliharaannya kepada orang yang ahli agar ditangkarkan dan kemudian dilepaskan kembali ke habitat aslinya. Kita dapat berperan serta untuk melestarikannya dengan memelihara hewan atau tumbuhan hasil penangkaran atau budi daya, misalnya burung kenari, ikan hias, tanaman hias, kucing dan anjing.
Kita dapat membantu melestarikan keanekaragaman makhluk hidup dengan cara:
a.  tidak membunuh hewan dan tumbuhan liar
b.  tidak mempermainkan hewan liar dan memetik tumbuhan langka
c.  sewaktu bertamasya atau berkemah, tetaplah memelihara kelestarian lingkungan, tidak membawa      pulang hewan dan tumbuhan langka
d.  tidak membuang sampah di sembarang tempat, karena dapat mengganggu kesehatan hewan jika termakan hewan tersebut
e.  tidak membuang limbah ke lingkungan, misal limbah rumah tangga atau pestisida, karena dapat membahayakan kehidupan hewan dan tumbuhan yang ada di lingkungan tersebut.


thumbnail

KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP - MATERI IPA UNTUK SMP KELAS VII SEMESTER II


Masing-masing makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang membedakan dengan makhluk hidup lain, tetapi ada beberapa makhluk hidup yang memiliki satu atau lebih persamaan.
Jadi, dasar untuk mengelompokkan makhluk hidup adalah sebagai berikut:
Berdasarkan Persamaan
Dengan mengamati ciri-cirinya, maka kita dapat memasukkan bahwa ayam dan elang adalah golongan hewan, yaitu jenis aves (burung) karena memiliki bulu,sayap, dan paruh.
Berdasarkan Perbedaan
Apabila kita mengamati perbedaan ciri yang dimiliki ayam dan elang berdasarkan jenis makanannya, maka ayam termasuk herbivora, sedangkan elang termasuk golongan karnivora, yaitu pemakan daging.
Berdasarkan Ciri Morfologi dan Anatomi
Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dari makhluk hidup pertama-tama yang dapat dilakukan adalah mengamati bentuk luar dari makhluk hidup tersebut, misalnya bentuk paruh dan jumlah sayap. Apabila hendak menggolongkan beberapa tumbuhan, maka yang dapat diamati adalah bentuk pohon, bentuk daun, bentuk bunga, warna bunga, dan lain-lain.
Ciri-ciri inilah yang dinamakan ciri morfologi. Apabila kita mengamati dari ada tidaknya sel trakea, kambium, ada tidaknya berkas pengangkut, ada tidaknya sel kambium, ciri-ciri ini dinamakan ciri anatomi.
Berdasarkan Ciri Biokimia
Sejalan dengan masa perkembangannya, untuk menentukan klasifikasi makhluk hidup selain berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan di atas, bisa pula menggunakan ciri-ciri biokimia, misalnya jenis-jenis enzim, jenis-jenis protein, dan jenis-jenis DNA. Hal tersebut dapat menentukan hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan lainnya.
Berdasarkan Manfaat
Tujuan pengelompokan ini adalah untuk memudahkan kita memanfaatkan suatu makhluk hidup.

Tahapan Klasifikasi Makhluk Hidup
Tahapan dalam klasifikasi mahluk hidup yang dilakukan oleh Linnaeus adalah sebagai berikut:
1.    Pencandraan atau identifikasi, yaitu proses mengidentifikasi atau mendeskripsikan ciri-ciri mahluk hidup yang akan diklasifikasi.
2.    Pengelompokan, yaitu mengelompokkan mahluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya.  Mahluk hidup yang mempunyai ciri-ciri yang sama dikelompokkan dalam satu kelompok yang sama yang disebut dengan takson.
3.    Pemberian nama takson. Mahluk hidup yang telah dikelompokkan tadi, selanjutnya diberi nama untuk mempermudah kita mengenal ciri-ciri suatu kelompok mahluk hidup tertentu.
Linnaeus memperkenalkan  hierarkki (tingkat) takson untuk mengelompokkan makhluk hidup. Hierarki (yang disebut takson) itu berturut-turut dari tingkatan tertinggi (umum) hingga terendah (spesifik) adalah :
1.              Kingdom (kerajaan)
2.              Phylum (Filum) untuk hewan, atau Divisio (Divisi) untuk tumbuhan
3.              Classis (Kelas)
4.              Ordo (Bangsa)
5.              Familia(Keluarga/Suku)
6.              Genus (Marga)
7.              Spesies (Jenis)

Perkembangan Sistem Klasifikasi
Para ahli berupaya mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan kedekatan hubungan kekerabatan.
Klasifikasi ini disebut klasifikasi sistem filogeni. Pengelompokan sistem ini terus-menerus mengalami
perkembangan. Perhatikan perkembangan klasifikasi filogeni dari masa-ke masa berikut penyempurnaan sistem klasifikasinya berikut ini:
sistem empat kingdom 
Sistem empat kingdom terdiri atas kingdom Monera, Fungi, Plantae, dan Animalia. Kingdom Monera terdiri atas bakteri dan ganggang hijau-biru. Kingdom Fungi dipisahkan dari Plantae karena tidak mempunyai klorofil walaupun sama-sama mempunyai dinding sel. Adapun kingdom Animalia meliputi berbagai jenis hewan seperti dalam sistem tiga kingdom.


thumbnail

ORGANISASI KEHIDUPAN - MATERI IPA UNTUK SMP KELAS VII

Tingkat Organisasi Kehidupan


Tingkat Organisasi Kehidupan - Tubuh makhluk hidup terdiri atas berbagai macam organ. Masing-masing organ terdiri atas bagian-bagian yang lebih kecil lagi. Bagian terkecil dari suatu makhluk hidup disebut sel yang merupakantingkat organisasi kehidupan yang pertama. Sel tubuh makhluk hidup yang bentuk dan fungsinya sama mengelompok membentuk suatu jaringan. Berbagai jaringan menjadi satu membentuk organ (alat tubuh).
Selanjutnya beberapa jenis organ saling berhubungan dan menjalankan fungsi tertentu membentuk sistem organ. Akhirnya seluruh sistem organ bergabung membentuk suatu organisme berupa manusia, hewan, atau tumbuhan. Tingkat organisasi kehidupan pada makhluk hidup yang kompleks dapat diikhtisarkan sebagai berikut:

Sel sebagai tingkat organisasi kehidupan pertama


Sel adalah tingkat organisasi kehidupan yang pertama berupa satuan fungsi dan struktur terkecil dari suatu makhluk hidup. Tubuh hewan, tumbuhan, maupun tubuh manusia tersusun atas sel. Mata kita tidak dapat mengamati dengan jelas benda-benda yang besarnya kurang dari 100 mikron (1 mikron = 0,001 milimeter), sedangkan ukuran sel berkisar 5 – 15 mikron. Akan tetapi, ada sel yang berukuran cukup besar, misalnya sel telur unggas dan sel telur reptil. Sel telur unggas dan reptil adalah kuning telurnya, berukuran besar karena mengandung cadangan makanan.
Setelah ditemukan mikroskop elektron, bagian-bagian sel tidak dapat diamati dengan mikroskop biasa dapat terlihat dengan jelas. Sel-sel sebagai tingkat organisasi kehidupan pertama membentuk tubuh makhluk hidup bermacam-macam bentuk dan ukurannya. Sel hewan dan sel tumbuhan memiliki perbedaan-perbedaan dan persamaan. Pada dasanya, baik pada sel hewan  maupun sel tumbuhan memiliki tiga bagian utama, yaitu membran sel, sitoplasma, dan inti sel.

Jaringan sebagai tingkat organisasi kehidupan

Jaringan adalah tingkat organisasi kehidupan berupa sekelompok sel yang bentuk dan fungsinya sama.

1. Jaringan pada Hewan 
Jaringan pada hewan, antara lain:
a. Jaringan otot
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang berupa serabut-serabut otot.
b. Jaringan Saraf 
Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf (neuron). Jaringan saraf bertugas menerima rangsang baik dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh. Selanjutnya, mengolah informasi atau rangsangan itu agar dapat memberi tanggapan yang tepat.
c. Jaringan Penyokong
Jaringan penyokong disebut juga jaringan penunjang atau jaringan penguat. Termasuk dalam jaringan ini adalah jaringan tulang rawan, jaringan tulang keras, dan jaringan ikat.
d. Jaringan Tulang Rawan
Jaringan tulang rawan (kartilago) berbentuk bundar, terdapat pada rangka awal perkembangan makhluk hidup. Dengan bertambahnya umur , tulang rawan berubah menjadi tulang keras. Pada beberapa bagian tubuh kita ada tulang yang tetap berupa tulang rawan, misalnya tulang telinga, tulang cuping hidung, dan ujung-ujung tulang pada persendian. Tulang keras fungsinya memberi bentuk tubuh, tempat melekatnya otot, dan melindungi bagian tubuh yang lunak. - tingkat organisasi kehidupan.
e. Jaringan ikat
Jaringan ikat berfungsi mengikat bagian-bagian tubuh. Sebagai contoh, jaringan ikat menghubungkan otot dengan tulang, dan menghubungkan antarra tulang yang satu dengan tulang yang lain.
f. Jaringan Darah
Jaringan darah berfungsi mengangkut oksigen dan sari-sari makanan ke seluruh tubuh, menjaga suhu tubuh, dan mengangkut sisa pembakaran dari sel-sel tubuh. Jaringan darah terdiri atas plasma darah dan sel-sel darah. Sel darah dapat dibedakan menjadi sel darah merah, sel darah putih, dan keping-keping darah.
g. Jaringan Epitel
Jaringan epitel terdiri atas sel-sel yang saling berhubungan, namun di antara sel tersebut tidak ada bahan seratnya. Jaringan epitel melapisi berbagai rongga dan membentuk kulit pembungkus tubuh.

2. Jaringan pada Tumbuhan
Macam-macam jaringan yang terdapat pada tumbuhan, antara lain:
a. Jaringan Meristem 
Jaringan meristem tersusun atas sel-sel yang kecil dan berdinding tipis tanpa rongga sel. Fungsi jaringan meristem merupakan titik tumbuh tanaman pada akar dan batang. Pada tumbuhan dikotil, kambium juga merupakan jaringan meristem.

b. Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis adalah jaringan yang menutupi organ-organ pada tumbuhan, misalnya akar, batang, dan daun. Jaringan epidermis tersusun atas sel-sel yang berbentuk pipih dengan permukaan atas dan permukaan bawah sejajar, sedangkan sisinya dapat tersusun tidak beraturan. Fungsi jaringan epidermis melindungi sel-sel yang ada di bawahnya, karena itu disebut juga jaringan pelindung (protektif).
c. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas pembuluh kayu (xilem) dan pembuluh tapis (floem). Pembuluh kayu berfungsi mengangkut air dan mineral (unsur hara) dari akar ke daun. Pembuluh kayu terletak pada bagian kayu. Sel-sel yang menyusun jaringan ini terdiri atas beberapa tipe sel, diantaranya berbentuk pembuluh dan trakeid. 

Organ


Beberapa macam jaringan bekerja sama membentuk suatu alat tubuh yang melakukan pekerjaan tertentu. Alat tubuh makhluk hidup disebut organ sebagai tingkat organisasi kehidupan stelah jaringan. Pada tubuh manusia dan hewan menyusui terdapat beberapa organ, antara lain jantung, paru-paru, mata, telinga, dan ginjal. Jantung dan paru-paru tersusun atas jaringan otot dan jaringan saraf. Jantung berfungsi memompa darah dan paru-paru berfungsi sebagai alat pernapasan.
Mata tersusun atas beberapa jaringan, antara lain jaringan otot, jaringan saraf, dan jaringan ikat. Telinga tersusun atas beberapa jaringan, antara lain jaringan tulang rawan, tulang keras, jaringan saraf, dan jaringan epitel. Tumbuhan berbunga memiliki beberapa organ, yaitu akar, daun, batang, dan bunga. Masing-masing organ terdiri atas bermacam-macam jaringan.
Akar berfungsi menyerap air dan mineral dari tanah, menegakkan batang, dan dapat juga sebagai tempat menyimpan cadangan makanan. Jaringan yang menyusun akar, antara lain epidermis, parenkim, dan jaringan pengangkut. Jaringan epidermis pada akar yang masih muda berdinding tipis sehingga mudah dilalui air. Epidermis akar terdapat bulu-bulu akar yang fungsinya memperluas bidang penyerapan akar. Jaringan parenkim pada akar merupakan penghubung antara jaringan epidermis dan jaringan pengangkut. Fungsi jaringan parenkim sebagai tempat menyimpan cadangan makanan. - tingkat organisasi kehidupan.
Jaringan-jaringan yang menyusun batang, antara lain jaringan epidermis, jaringan parenkim, pembuluh kayu, dan pembuluh tapis. Pembuluh kayu berfungsi mengangkut air dari tanah ke daun. Pembuluh tapis berfungsi mengangkat zat makanan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan. Daun tersusun atas beberapa jaringan, antara lain jaringan epidermis daun, jaringan tiang (palisade), jaringan bunga karang, dan jaringan pengangkut.
Jaringan epidermis daun terletak pada permukaan bawah dan permukaan atas. Epidermis atas tersusun oleh lapisan lilin (kutikula). Epidermis bawah, ada beberapa sel yang berubah menjadi mulut daun (stomata). Bunga merupakan organ reproduksi, berfungsi sebagai alat perkembangbiakan secara generatif. Berdasarkan kelengkapan bagian-bagiannya, bunga dapat dibedakan menjadi bunga lengkap dan bunga tidak lengkap. Bunga lengkap terdiri atas tangkai, kelopak, dasar bunga, benangsari, dan putik. Apabila salah satu kelengkapan bagian bunga tidak dimiliki, disebut bunga tidak lengkap.

Sistem Organ

 

Sistem organ adalah tingkat organisasi kehidupan berupa kumpulan dari berbagai organ dan menjalankan tugas tertentu disebut sistem organ. Yang termasuk sistem organ yaitu sistem integumen/kulit, sistem pencernaan, sistem respirasi/pernafasan, sistem kerangka, dan sistem reproduksi.

Organisme sebagai  tingkat organisasi kehidupan terakhir


Dalam biologi dan ekologi, organisme (dalam bahasa Yunani organon yang berarti alat) adalah tingkat organisasi kehidupan yang terakhir berupa kumpulan molekul-molekul yang saling mempengaruhi sedemikian sehingga berfungsi secara stabil dan memiliki sifat hidup. Istilah organisme kompleks mengacu pada organisme yang memiliki lebih dari satu sel.
Ciri-ciri yang umum didapati pada banyak organisme adalah sebagai berikut:
  • Memerlukan makanan 
  • Bernafas 
  • Bergerak 
  • Tumbuh 
  • Berkembang biak 
  • Peka terhadap rangsang

Namun demikian, ciri-ciri tersebut tidaklah universal. Mikroorganisme seperti misalnya bakteri tidaklah bernafas, namun menggunakan jalur kimiawi lain. Banyak organisme (tingkat organisasi kehidupan terakhir) yang tidak mampu bergerak secara independen dan banyak organisme tidak dapat berkembang biak, walaupun spesiesnya mampu.


.comment-content a {display: none;}